Social Icons

Selasa, 06 Maret 2012

Candi Kodok - Wisata Sejarah Magetan

Lokasi: Desa Candirejo, Kecamatan Magetan, Kabupaten Magetan

Keadaan Umum: Candi Kodok terdiri dari sebuah arca berbentuk kodok yang diletakkan disebuah bangunan modern berdenah segi empat seluas 3 x 3 m. Bangunan tersebut selalu dalam keadaan terkunci.

Sejarah:

    Lokasi awal Candi Kodok berada di bawah pohon beringin berjarak 50 m di sebelah utara dari posisinya saat ini. Setelah pohon beringin ditebang, arca dipindahkan ke lokasinya saat ini dengan posisi hadap yang berubah dari arah selatan menjadi arah timur. Tahun pemindahan tidak diketahui secara pasti.  Arca kodok ini merupakan arca tinulat, sebab arca yang asli telah dibawa ke Solo.

Mitos: Dalam mitologi kuno keberadaan simbol katak/kodok dipercaya sebagai lambang keseburan.

Corak Keagamaan: -

Kegiatan Terkait: Ritual bersifat personal dari pengunjung luar Desa Candirejo

Fasilitas: -

Tiket Masuk: -

Pengambilan Data: Agustus 2011

Sumber:

    Warga Desa Candirejo



sumber : http://bentengmagetan.wordpress.com

Telaga Wahyu Magetan


Nama Lain: Telaga Wurung

Lokasi: Desa Ngerong, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan

Keadaan Umum: Telaga Wahyu terletak 5 Km di timur Telaga Sarangan. Luas Telaga Wahyu ± 10 Ha dengan kedalam ± 16 meter. Selain sebagai tujuan wisata, Telaga Wahyu lebih dikenal sebagai tempat pemancingan dengan jenis ikan yang beragam.

Mitos: “Wurung” berasal dari bahasa Jawa yang artinya “batal”. Konon, jika sepasang kekasih mengunjungi telaga ini, maka diyakini jalinan cintanya akan berakhir.

Kegiatan Terkait: -

Fasilitas: Becak Air , Gazebo, Kedai, Toilet.

Tiket Masuk: -

sumber : http://bentengmagetan.wordpress.com

Watu Sirah - Wisata Sejarah Magetan

Lokasi: Jl. Dr. Soetomo, Dusun Watusirah, Desa Selosari, Kecamatan Magetan, Kabupaten Magetan

Keadaan Umum: Sebongkah batu yang dipahat menyerupai bentuk wajah. Watu Sirah digambarkan dengan mata melotot dan taring bawah yang menyeringai hingga kebagian pipi, sehingga identik dengan Kala. Kala adalah hiasan berbentuk kepala raksasa dengan ekspresi menakutkan. Hiasan ini dimaksudkan sebagai penolak bala, umumnya  ditempatkan di tengah bingkai bagian atas pintu masuk bangunan candi.

Sejarah: -

Mitos: Memiliki kaitan erat dengan keberadaan Dusun Watusirah

Corak Keagamaan: -

Kegiatan Terkait: -

Fasilitas: -

Tiket Masuk: -

Pengambilan Data: Agustus 2011

Sumber:

    Warga Dusun Watusirah

sumber : http://bentengmagetan.wordpress.com

Prasasti Sendang Kamal - Wisata Sejarah Magetan

 Prasasti Sendang Kamal

Nama Lain: Prasasti Kawambang Kulwan

Lokasi: Dukuh Sumber/ Kraton Timur, Kelurahan Kraton, Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan

Keadaan Umum :

Prasasti Sendang Kamal terdiri atas 4 buah prasasti. Dua buah prasasti masih dapat di baca pada baris-baris awal, sedangkan dua lainnya telah aus. Sebuah prasasti tersimpan di Museum Nasional dengan nomor D.37, dikenal dengan Prasasti Kawambang Kulwan. Tiga prasasti lainnya terletak di selatan sendang (sumber air) di Dusun Sendang Kamal.

Huruf yang dipahatkan pada Prasasti Kawambang Kulwan terdapat di seluruh sisi dengan huruf dan bahasa Jawa kuna dan pada bagian bawah dihiasi dengan pahatan hiasan bunga padma. Prasasti ini telah dibaca oleh J.L.A. Brandes walaupun hanya 12 baris bagian awal pada sisi depan.

Sejarah :

Sekitar 70 tahun setelah masa pemerintahan Pu Sindok dari Mataram Kuno (Medang), diantara kurun waktu tersebut tidak didapat informasi mengenai pemerintahan raja-raja hingga munculnya pemerintahan Raja Airlangga. Prasasti Kawambang Kulwan berada di kurun waktu yang kosong itu, dengan angka tahun 913 S. Walaupun nama raja pada prasasti ini tidak terbaca tetapi dari angka tahun dan sumber data lain yang mendukung seperti kitab Wirataparwa yang ditulis tahun 918 S menyebut diantara tahun tersebut diperintah oleh Raja Dharmmawangsa Teguh.

Informasi yang didapat pada prasasti Kawambang Kulwan adalah berupa penetapan sima di desa Kawambang Kulwan yang berupa sima swatantra dari sri maharaja (Dharmmawangsa Teguh) yang diteruskan oleh Pu Dharmmasanggramawikranta dan diterima oleh Samgat Kanuruhan Pu Burung tentang pendirian bangunan suci untuk dewa Siwa dan adanya ajaran kitab Siwasasana. Upacara tersebut dihadiri oleh para samgat dari berbagai daerah di sekitar desa Kawambang Kulwan. Prasasti berhenti pada bagian pemberian hadiah, tidak tertutup kemungkinan terdapat kelanjutan dari isi prasasti ini di bagian batu yang lain.

Mitos: -

Corak Keagamaan: Hindu Siwaisme

Fasilitas: -

Tiket Masuk: -

Pengambilan Data: Agustus 2011

Sumber:

    Edwinsyah, , 2003, Prasasti Kawambang Kulwan 913 S

sumber : http://bentengmagetan.wordpress.com 

Prasasti Bulugledeg - Wisata Sejarah Magetan


 Prasasti Bulugledeg
  
Nama Lain: -
Lokasi: Desa Bulugledeg, Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan
Keadaan Umum:
  • Prasasti Bulugledeg berada diantara pohon jeruk pamelo dengan kondisi yang telah rubuh. Sejak diketemukan prasasti ini memang telah rubuh, kemudian warga setempat berinisiatif untuk merawatnya dengan mendirikan pagar semen disekelilingnya.
  • Di bagian bawah Prasasti Bulugledeg dijumpai adanya padmasanan. Padmasana merupakan pahatan kelopak bunga teratai yang merupakan simbol kesucian dalam agama Hindu dan Budha.
Sejarah:
  • Belum ada diskripsi terkait prasasti ini.
Mitos: Prasasti Bulugledeg dipercaya memiliki kaitan dengan sebuah prasasti di Desa Kenteng, Kecamatan Bendo. Menurut mitos setempat, prasasti ini merupakan bukti eksistensi Kerajaan Majapahit setelah sebelumnya meninggalakan prasasti di Desa Kenteng.

Corak Keagamaan: -
Fasilitas: -
Tiket Masuk: -
Pengambilan Data: Desember 2011
Sumber:
  • Warga Desa Bulugledeg
sumber : http://bentengmagetan.wordpress.com  

Prasasti Kenteng - Wisata Sejarah Magetan


Nama Lain: Punden Sabuk Alu

Lokasi: Dusun Kenteng, Kelurahan Bendo. Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan

Keadaan Umum:

Prasasti Kenteng berada sebuah pekarangan yang dikeramatkan bersama dengan sebuah makam yang dipercaya sebagai makam Kyai Sabuk Alu. Prasasti Kenteng telah terdaftar dalam inventaris BP3 Trowulan Jawa Timur. Kondisi prasasti ini sudah aus dan sempat mengalami perusakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Perusakan tersebut mengkibatkan kerusakan dibeberapa sisi prasasti. Untuk menghindari perusakan lebih lanjut, pihak juru pelihara berusaha menutup prasasti dengan bahan seadanya.

Sejarah:

    Belum ada diskipsi terkait prasasti ini.

Mitos: Menurut mitos setempat, Prasasti Kenteng merupakan bukti eksistensi Kerajaan Majapahit di Kelurahan Bendo. Keberadaan prasasti ini juga termuat dalam naskah Babad Bendo.

Corak Keagamaan: -

Kegiatan Terkait: Upacara Bersih Desa setiap bulan Syuro (Kelender Jawa) dan ritual bersifat personal.

Fasilitas: -

Tiket Masuk: -

Pengambilan Data: Desember 2011

Sumber:

    Juru pelihara Prasasti Kenteng

sumber : http://bentengmagetan.wordpress.com 

Punden Clelek dan Sumber Clelek - Wisata Magetan

Punden Clelek

Lokasi: Desa Driyorejo, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Magetan

Keadaan Umum:

Punden Clelek adalah tiga buah benda cagar budaya (BCB) yang terletak di bawah pohon besar di tepi Sumber Clelek. Benda cagar budaya yang dimaksud terdiri dari sebuah arca dan dua buah miniatur rumah.
 
Meski kondisinya telah rusak, arca yang terdapat di Punden Clelek masih dapat dikenali dari keberadaan belalai dan sifat duduknya. Arca tersebut dikenali sebagai Ganesa, dewa berkepala gajah dengan sifat duduk uttkutikasana (dua telapak kaki bertemu ditengah). Ganesa adalah salah satu dewa Agama Hindu yang dianggap sebagai simbol ilmu pengetahuan, dewa perang sekaligus pembasmi kejahatan.
 
Sumber Clelek sendiri adalah sebuah telaga kecil yang telah dikenal sejak lama sebagai salah satu obyek wisata di Kabupaten Magetan. Obyek ini merupakan tempat favorit para muda mudi untuk bercengkrama besama pasangannya.
 
Meski sempat mendapat bantuan pembangunan dari PAM-DKB Kabupaten Magetan pada tahun 2006, namun kondisinya saat ini cenderung kotor dan tidak terawat.

Sejarah:

    Belum ada diskipsi terkait obyek ini.

Mitos: -

Corak Keagamaan: Hindu

Kegiatan Terkait: Upacara Bersih Desa setiap bulan Syuro (Kelender Jawa) dan ritual bersifat personal.

Fasilitas: -

Tiket Masuk: -


sumber : http://bentengmagetan.wordpress.com

Punden Kepolorejo - Wisata Magetan


Punden Kepolorejo
Nama Lain: Makam Sonokeling

Lokasi: Kelurahan Kepolorejo, Kecamatan Magetan, Kabupaten Magetan

Keadaan Umum: Punden Kepolorejo merupakan sebuah makam kuno dengan komponen penyusun berupa batu andesit. Pada nisan dan beberapa bagian lain dari makam ini terdapat inkripsi yang ditulis dengan aksara kuadrat. Aksara tersebut merupakan Aksara Kawi yang ditulis dengan bentuk huruf menyerupai kotak / bujursangkar. Aksara ini banyak dijumpai pada prasasti-prasasti dari masa Kerajaan Kadiri dan Singosari. Selain aksara kuadrat juga ditemukan pahatan berbentuk padmasana. Padmasana adalah pahatan kelopak bunga teratai yang merupakan simbol kesucian dalam agama Hindu dan Budha.

Sejarah:

    Belum ada diskipsi terkait obyek ini.

Mitos: Punden Kepolorejo dipercayai sebagai makam leluhur Kelurahan Kepolorejo.

Corak Keagamaan: -

Kegiatan Terkait: Kirab Nayoko Projo dalam rangka Ledug Suro.

Fasilitas: -

Tiket Masuk: -

sumber : http://bentengmagetan.wordpress.com

Wisata Magetan - Air Terjun Tirto Sari


Lokasi: Dukuh Ngluweng, Desa Ngancar, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan
Keadaan Umum: Air Terjun Tirto Sari terletak di barat daya Telaga Sarangan ± 2 km. Air terjun ini dapat dijangkau dengan menyusuri perkebunan sayur di Dukuh Ngluweng, dengan kondisi jalan yang bagus.  Disepanjang perjalanan, pengunjung akan disuguhi panorama pegunungan yang berpadu dengan hijaunya perkebunan sayur. Setiba di lokasi, akan dijumpai air terjun setinggi 50 meter dengan deburan airnya yang eksotis. Deburan tersebut mebentuk bias pelangi ketika diterpa cahaya mentari.

Selain sebagai obyek wisata, keberadaan Air Terjun Tirto Sari penting untuk irigasi areal persawahan sekitarnya.

Mitos: Masyarakat sekitar percaya bahwa dengan membasuh muka di Air Terjun Tirto Sari akan membuat awet muda dan menambah kecantikan khususnya bagi wanita.

Fasilitas:

  •     Jalan beton sejauh 1 km hingga pemukiman terakhir
  •     Jasa kuda hingga pemukiman terakhir
  •     Losmen di pemukiman terakhir
  •     Musholla di pemukiman terakhir
  •     Toilet
  •     Kedai makanan

Tiket Masuk:

  •     Retribusi jalan  Rp. 1.000,-
  •     Retribusi obyek wisata Rp. 1.000,-

sumber : http://bentengmagetan.wordpress.com